Kick
Andys Effect
Senin,
31 Maret 2008 12:00 WIB
6229
Dibaca
Tools
Box
Kick
Andys Effect Saya baru saja membaca berbagai komentar yang masuk ke
website www.kickandy.com. Tak terasa mata saya berkaca-kaca. Apakah
betul Kick Andy memberi pengaruh sebesar itu pada penonton? Kadang
saya tidak habis percaya. Saya lalu teringat pada Herry Candi, salah
seorang penonton Kick Andy di Makassar. Waktu membaca komentar Herry
di website ini -- jujur saja -- saya nyaris tidak percaya.
Bagaimana
mungkin ada orang yang begitu bersemangatnya sehingga rela menempuh
jarak 40 kilometer dengan sepeda motor setiap Kamis malam hanya untuk
menonton Kick Andy. Dalam komentarnya di website, Herry mengaku di
tempat dia bekerja, di Kabupaten Barru, kotamadya Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, sinyal televisi tidak bisa ditangkap. Karena itu, untuk
menonton Kick Andy di Metro TV, dia terpaksa harus ke kota terdekat
yang jaraknya puluhan kilometer.
Di
mana dia menonton? “Di warung-warung yang kebetulan punya
televisi,” ujar Herry. Karena di wilayah Indonesia bagian tengah
(WITA) Kick Andy dimulai jam 11 malam, maka Herry baru selesai
menonton jam 12 tengah malam. Untuk langsung pulang, selain terlalu
malam, tubuhnya juga sudah terlalu lelah. Maka Herry terpaksa
menumpang tidur di pompa bensin di tepi jalan yang dilaluinya.
Kisah
Herry terkesan berlebihan dan sulit dipercaya. Tetapi setelah tim
Kick Andy berhasil menemuinya, saya baru bisa memahami mengapa Herry
rela bersepeda motor puluhan kilometer dan tidur di pompa bensin di
tengah dinginnya udara malam demi menonton Kick Andy. Herry mengaku
sebelum menonton Kick Andy, dia merasa hidupnya tidak berguna. Baik
untuk dirinya sendiri apalagi bagi orang lain.
Sampai
suatu hari, tanpa di sengaja, dia menyaksikan Kick Andy di Metro TV.
Waktu itu topiknya Suster Apung. Ini kisah tentang seorang perawat
yang bekerja tanpa pamrih. Dengan keterbatasan pengetahuan dan
peralatan, Suster Rabiah, sang perawat, berkeliling dari pulau ke
pulau di kepulauan terpencil di Lautan Flores, Sulawesi Selatan. Jauh
dari riuh rendah sorotan mata dan tepuk tangan, Suster Apung
mendedikasikan 28 tahun hidupnya untuk membantu penduduk di kepulauan
itu yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Melihat
kisah itu, Herry merasa terpukul. “Jika Suster Apung dengan segala
keterbatasannya bisa memberikan arti bagi warga di kepulauan itu,
mengapa saya tidak bisa melakukan hal yang sama?” Pikirnya. Herry
merasa malu pada dirinya yang selama ini hanya mengeluh dan merasa
tidak berguna.
Sejak
itu dia lalu tergerak untuk membantu para petani tambak udang di
Pare-Pare, Sulawesi Selatan, yang selama ini bertambak dengan cara
tradisional. Dengan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari
tempat kerjanya, sebuah perusahaan pembibitan udang, Herry lalu
mengajari para petani tambak cara beternak udang yang lebih baik.
Hasilnya? Jika dulu para petani tambak hanya bisa memperoleh Rp 300
ribu, berkat pengetahuan yang diajarkan Herry mereka kini bisa
mendapatkan Rp 15 juta sekali panen. “Para petani sampai bingung
mau diapakan uang sebanyak itu,” ujar Herry.
Kisah
Herry di website menggerakan tim Kick Andy untuk mencari Herry dan
mengundangnya ke Jakarta sebagai tamu kehormatan di HUT Kick Andy
yang ke-2. Pada saat membaca surat undangan dari Kick Andy itu, Herry
tak kuasa membendung airmatanya. ‘’Tuhan menjawab doa saya. Sudah
lama saya ingin bertemu Andy Noya. Setiap habis nonton Kick Andy di
televisi, saya selalu mengetuk-ngetuk kaca tv sambil berbisik, kapan
ya saya bisa bertemu Pak Kick Andy,” ujar Herry polos.
Sebegitu
besarnyakah pengaruh Kick Andy? Sekali lagi saya sering bertanya
dalam hati. Karena itu, mata saya sering berkaca-kaca ketika membaca
berbagai komentar di website.
Ada
murid yang mengatakan setelah menonton Kick Andy menjadi semangat
belajar. Ada yang mengaku secara fisik tidak sempurna dan putus asa
tetapi setelah menyaksikan Kick Andy berbalik bersyukur karena masih
banyak orang lain yang lebih menderita dibandingkan dia. Kali lain
ada juga komentar yang mengatakan hubungannya dengan ayah dan ibunya
menjadi hangat kembali setelah menyaksikan episode Kiyati, seorang
anak asal Salatiga, Jawa Tengah, yang dipungut anak oleh keluarga
Jerman ketika masih berusia empat bulan.
Setelah
dewasa Kiyati kembali ke Indonesia untuk mencari ibu kandungnya. Di
Kick Andy anak dan ibu dipertemukan. Penonton yang memberi komentar
mengatakan pada saat itu dia baru menyadari betapa beruntungnya dia
karena selama ini ibu dan ayahnya selalu berada di dekatnya dan
memberikan kasih sayang yang berlimpah, yang selama ini kurang
dihargainya.
Ada
pula yang mengaku selama ini memendam dendam pada seseorang, tapi
setelah menonton Kick Andy dia memaafkan orang yang dibencinya.
Begitu pula seorang guru yang mengaku batal bunuh diri setelah
menonton Kick Andy. Semua ini membuat saya – dan tim Kick Andy –
merasa usaha dan kerja keras kami tidak sia-sia.
Semua
yang kami sajikan ternyata memberi arti bagi Anda. Arti tentang
pentingnya bersyukur. Bersyukur tentang apa pun yang diberikan Tuhan
kepada kita. Kita sering tidak tahu apa rencana Tuhan bagi kehidupan
kita. Hanya satu hal yang harus kita yakini, rencana Tuhan selalu
indah. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar