Bismilahirrohmannirrohim

Semoga selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat

Kamis, 15 September 2011

Dewi Kwan-Im di Pulau Galang


Dewi Kwan-Im di Pulau Galang
(dikutip dari buku "Kisah-Kasih SpiritualBagian 4 -  Wisnu Prakasa")
Diawal bulan september 1999 saya pergi ke pulau Batam, dan berkesempatan mengunjungi satu vihara Dewi Kwan-Im bekas peninggalan dari para pengungsi vietnam di pulau galang. Vihara ini dapat dicapai dengan kendaraan mobil sekitar 30 menit dari bandara udara pulau batam.
Sejak awal memasuki area vihara dewi Kuam Im, saya mulai merasakan banyak getaran-getaran kesedihan yang sangat kuat. Getaran ini semakin lama semakin kuat, bagaikan jerit tangisan seorang bayi yang meminta susu kepada ibunya. Perasaan kesedihan ini, sangat sulit dimengerti dan dipahami oleh para mahluk lain yang tidak merasakannya.
Saya terus mengikuti arus getaran ini untuk mencari sumber penyebabnya, hingga akhirnya sampai di depan rupang Sang Dewi Kuam-Im putih yang berada disamping dan diluar area gedung vihara. Saya merasakan begitu banyak getaran-getaran kesedihan yang keluar dari bawah kaki rupang Sang Dewi Putih. Selama ini belum pernah saya merasakan getaran kesedihan yang sedemikian kuatnya memancar dari sebuah rupang suci.
Saya kemudian memberikan hormat kepada Sang Dewi Kwan-Im Putih. Seketika itu pula Sang Dewi menampakkan dirinya dengan wajah yang tampak sangat sedih, dan Beliau berkata "Terima kasih atas kebaikan murid Bunda Mulia Semesta Alam untuk berkunjung. Kalian datang dari tempat jauh, tetapi dengan rasa kemuliaan yang tinggi bersedia mengunjungi tempat ini. Semoga para Pencapaian Agung selalu beserta kalian."
"Terima kasih atas sanjungan Sang Dewi, kami para murid dari Bunda Mulia Dewi Yauw-Ce Chin Mu Ta Thien Cun merasa mempunyai jodoh dan karma baik hingga dapat bertemu dengan Sang Dewi yang welas asih. Semoga Bunda Mulia, para Budha, dan Sang Dewi selalu memberikan berkah kepada para mahluk hidup." Saya menjawab.
"Kalian murid Bunda Mulia Semesta Alam, sungguh-sungguh memiliki hati yang sangat mulia." Sang Dewi berkata dengan memancarkan sinar welas-asih kesegala penjuru.
Selanjutnya Sang Dewi Putih menceritakan tentang masalah penyebab getaran-getaran kesedihan yang keluar dari bawah rupangnya. Ternyata getaran-getaran kesedihan ini berasal dari para arwah pengungsi vietnam yang meninggal di tempat ini selama mereka menetap di pulau ini.
Setelah mereka berhasil lolos dari berbagai macam musibah dan halangan dalam perjalanan mengungsi dari vietnam, akhirnya para pengungsi vietnam dapat tiba di pulau galang. Mereka juga mendirikan vihara Dewi Kwan-Im ini sebagai rasa terima kasih atas bimbingan Sang Dewi selama dalam perjalanan ditengah laut. Setiap hari mereka juga memohon berkah Sang Dewi Kwan-Im untuk menjaga mereka dari segala macam musibah dan halangan lainnya.
Kehidupan mereka di pulau galang akhirnya dapat berjalan lancar selama bertahun-tahun. Tidak terasa lebih dari belasan tahun telah terlewati, banyak pasangan muda yang menikah dan melahirkan anak di pulau galang ini, banyak pula orang-orang yang meninggal di pulau ini. Mereka telah menganggap bahwa pulau galang ini telah menjadi bagian kehidupan mereka.
Hingga akhir tahun 1997, pemerintah Indonesia mulai mengembalikan seluruh pengungsi vietnam kembali ke vietnam. Segala kegembiraan yang ada mendadak berubah menjadi kesedihan dan ketakutan. Trauma dari penderitaan yang mereka alami disaat mengungsi dari vietnam ke pulau galang kembali membayangi mereka. Trauma ini semakin hari semakin jelas timbul dan membekas dipikiran mereka kembali. Mereka mengalami kegoncangan dan penderitaan batin yang luar biasa.
Banyak dari para warga vietnam ini yang tetap berkemauan keras untuk tetap tinggal di pulau galang ini hingga akhir hayatnya, mereka memilih lebih baik meninggal disini daripada harus pulang kembali ke vietnam. Setiap saat mereka memohon perlindungan kepada Sang Dewi agar dapat dikabulkan permintaannya.
Tragisnya, banyak pula yang melakukan bunuh diri, seperti membakar diri, atau meminum racun. Sungguh suatu penderitaan yang sulit dibayangkan, Sang Dewi Putih sangat sedih hingga air matanya tidak dapat keluar lagi karena telah habis menyaksikan penderitaan dari para pengungsi vietnam di pulau ini.
Para pengungsi vietnam tersebut begitu yakin bilamana meninggal disini tentunya Sang Dewi masih dapat membantu mereka untuk mencapai kehidupan akan datang yang lebih baik. Tetapi bilamana mereka meninggal didalam perjalanan atau ditempat lainnya, mereka merasa sulit untuk mendapatkan kehidupan akan datang yang lebih baik. Pandangan mereka mungkin sangat sulit dijelaskan dan diterima oleh para mahluk lainnya, karena mahluk lain tidak pernah dapat memahami penderitaan mereka yang sesungguhnya ketika mengungsi dari vietnam diwaktu lampau.
Melihat dan mendengar permohonan para pengungsi, Sang Dewi Kwan-Im Putih dengan penuh welas-asih hingga sekarang masih tetap berusaha keras untuk melindungi para pengungsi vietnam tersebut. Walaupun banyak dari para pengungsi vietnam ini yang juga telah menjadi arwah-arwah yang penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan.
Sang Dewi tanpa hentinya tetap memberikan perlindungan terhadap arwah-arwah para pengungsi vietnam di pulau galang. Gelombang jeritan penderitaan dan kesengsaraan dari para arwah pengungsi vietnam ini, ternyata yang menimbulkan gelombang-gelombang penderitaan yang saya rasakan disaat memasuki vihara ini.
Sang Dewi Kwan-Im Putih kemudian meminta bantuan kepada saya agar dapat menolong arwah-arwah yang telah memiliki karma cukup baik untuk berinkarnasi kembali. Saya kemudian mengambil 2 buah bunga dan memohon berkah Bunda Mulia dan Sang Dewi untuk memberikan berkah pada bunga ini agar dapat menjadi perahu teratai bagi para arwah yang berjodoh dan memiliki cukup karma baik.
Satu perahu teratai disiapkan agar dapat mengantarkan arwah-arwah yang ingin berinkarnasi kembali di vietnam, dan satu perahu teratai disiapkan bagi arwah-arwah yang ingin terlahirkan di Indonesia. Tampak sinar putih berkilauan kembali menerangi seluruh tubuh Sang Dewi, kemudian Sang Dewi dengan kekuatannya mengirim para arwah-arwah memasuki kedua bunga yang saya siapkan ini.
Sang Dewi juga memohon agar saya dapat mengadakan upacara Cauw-Tu bagi seluruh arwah-arwah para pengungsi vietnam tersebut. Saya mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin membantu Sang Dewi Kwan-Im Putih dengan mengadakan upacara Cauw-Tu bagi para arwah-arwah tersebut pada setiap tahunnya.
Sang Dewi Kwan-Im Putih kemudian mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang kami lakukan. Tampak kembali sinar kegembiraan diwajah Sang Dewi, dan tubuh sang Dewi kembali bersinar putih kesegala penjuru. Kemudian kami memohon pamit untuk kembali, karena kami tidak mempunyai waktu yang banyak untuk kembali ke airport.
Kedua bunga ini saya lepaskan di dua jembatan yang berbeda disaat pulang kembali menuju airport, sesuai dengan petunjuk dari Bunda Mulia. Sungguh suatu perjalanan ziarah yang sulit untuk dilupakan.
Saya begitu kagum akan welas-asih dari Sang Dewi Kwan-Im Putih di vihara vietnam pulau galang. Sang Dewi tanpa berhenti berusaha untuk memberikan segala bantuan kepada para pengungsi vietnam dan para arwah dari pengungsi vietnam yang masih menderita. Sungguh-sungguh Dewi yang Welas Asih.
Para umat yang terlatih, bilamana mempunyai kesempatan mengunjungi pulau galang, kalian dapat mengunjungi Sang Dewi di vihara bekas pengungsi vietnam. Walaupun hanya dengan memberikan persembahan 1 pembacaan mantra "Om Mani Padme Hum", persembahan kalian akan sangat bermanfaat bagi Sang Dewi untuk membantu para arwah-arwah pengungsi vietnam. Persembahan doa-doa kalian bagaikan air jernih yang dapat menghilangkan rasa haus dan memberikan kesejukan dahaga di musim kemarau.
Ketika pesawat saya lepas landas dari pulau batam, saya hanya dapat memanjatkan doa: "Sembah sujud yang sedalamnya kepada Bunda Mulia, Semoga Sang Dewi Kwan-Im Putih selalu diberi kekuatan dalam membantu para mahluk dari segala penderita. Om Mani Padme Hum."

Namo Uci Yauw Ce Cin Mu Ta Thien Cun —

Tidak ada komentar:

Posting Komentar