Dewi Kwan-Im di Pulau Galang
(dikutip dari buku "Kisah-Kasih SpiritualBagian 4 - Wisnu Prakasa")
Diawal
bulan september 1999 saya pergi ke pulau Batam, dan berkesempatan
mengunjungi satu vihara Dewi Kwan-Im bekas peninggalan dari para
pengungsi vietnam di pulau galang. Vihara ini dapat dicapai dengan
kendaraan mobil sekitar 30 menit dari bandara udara pulau batam.
Sejak awal
memasuki area vihara dewi Kuam Im, saya mulai merasakan banyak
getaran-getaran kesedihan yang sangat kuat. Getaran ini semakin lama
semakin kuat, bagaikan jerit tangisan seorang bayi yang meminta susu
kepada ibunya. Perasaan kesedihan ini, sangat sulit dimengerti dan
dipahami oleh para mahluk lain yang tidak merasakannya.
Saya terus
mengikuti arus getaran ini untuk mencari sumber penyebabnya, hingga
akhirnya sampai di depan rupang Sang Dewi Kuam-Im putih yang berada
disamping dan diluar area gedung vihara. Saya merasakan begitu banyak
getaran-getaran kesedihan yang keluar dari bawah kaki rupang Sang
Dewi Putih. Selama ini belum pernah saya merasakan getaran kesedihan
yang sedemikian kuatnya memancar dari sebuah rupang suci.
Saya kemudian
memberikan hormat kepada Sang Dewi Kwan-Im Putih. Seketika itu pula
Sang Dewi menampakkan dirinya dengan wajah yang tampak sangat sedih,
dan Beliau berkata "Terima kasih atas kebaikan murid Bunda Mulia
Semesta Alam untuk berkunjung. Kalian datang dari tempat jauh, tetapi
dengan rasa kemuliaan yang tinggi bersedia mengunjungi tempat ini.
Semoga para Pencapaian Agung selalu beserta kalian."
"Terima
kasih atas sanjungan Sang Dewi, kami para murid dari Bunda Mulia Dewi
Yauw-Ce Chin Mu Ta Thien Cun merasa mempunyai jodoh dan karma baik
hingga dapat bertemu dengan Sang Dewi yang welas asih. Semoga Bunda
Mulia, para Budha, dan Sang Dewi selalu memberikan berkah kepada para
mahluk hidup." Saya menjawab.
"Kalian
murid Bunda Mulia Semesta Alam, sungguh-sungguh memiliki hati yang
sangat mulia." Sang Dewi berkata dengan memancarkan sinar
welas-asih kesegala penjuru.
Selanjutnya
Sang Dewi Putih menceritakan tentang masalah penyebab getaran-getaran
kesedihan yang keluar dari bawah rupangnya. Ternyata getaran-getaran
kesedihan ini berasal dari para arwah pengungsi vietnam yang
meninggal di tempat ini selama mereka menetap di pulau ini.
Setelah
mereka berhasil lolos dari berbagai macam musibah dan halangan dalam
perjalanan mengungsi dari vietnam, akhirnya para pengungsi vietnam
dapat tiba di pulau galang. Mereka juga mendirikan vihara Dewi
Kwan-Im ini sebagai rasa terima kasih atas bimbingan Sang Dewi selama
dalam perjalanan ditengah laut. Setiap hari mereka juga memohon
berkah Sang Dewi Kwan-Im untuk menjaga mereka dari segala macam
musibah dan halangan lainnya.
Kehidupan
mereka di pulau galang akhirnya dapat berjalan lancar selama
bertahun-tahun. Tidak terasa lebih dari belasan tahun telah
terlewati, banyak pasangan muda yang menikah dan melahirkan anak di
pulau galang ini, banyak pula orang-orang yang meninggal di pulau
ini. Mereka telah menganggap bahwa pulau galang ini telah menjadi
bagian kehidupan mereka.
Hingga akhir
tahun 1997, pemerintah Indonesia mulai mengembalikan seluruh
pengungsi vietnam kembali ke vietnam. Segala kegembiraan yang ada
mendadak berubah menjadi kesedihan dan ketakutan. Trauma dari
penderitaan yang mereka alami disaat mengungsi dari vietnam ke pulau
galang kembali membayangi mereka. Trauma ini semakin hari semakin
jelas timbul dan membekas dipikiran mereka kembali. Mereka mengalami
kegoncangan dan penderitaan batin yang luar biasa.
Banyak dari
para warga vietnam ini yang tetap berkemauan keras untuk tetap
tinggal di pulau galang ini hingga akhir hayatnya, mereka memilih
lebih baik meninggal disini daripada harus pulang kembali ke vietnam.
Setiap saat mereka memohon perlindungan kepada Sang Dewi agar dapat
dikabulkan permintaannya.
Tragisnya,
banyak pula yang melakukan bunuh diri, seperti membakar diri, atau
meminum racun. Sungguh suatu penderitaan yang sulit dibayangkan, Sang
Dewi Putih sangat sedih hingga air matanya tidak dapat keluar lagi
karena telah habis menyaksikan penderitaan dari para pengungsi
vietnam di pulau ini.
Para
pengungsi vietnam tersebut begitu yakin bilamana meninggal disini
tentunya Sang Dewi masih dapat membantu mereka untuk mencapai
kehidupan akan datang yang lebih baik. Tetapi bilamana mereka
meninggal didalam perjalanan atau ditempat lainnya, mereka merasa
sulit untuk mendapatkan kehidupan akan datang yang lebih baik.
Pandangan mereka mungkin sangat sulit dijelaskan dan diterima oleh
para mahluk lainnya, karena mahluk lain tidak pernah dapat memahami
penderitaan mereka yang sesungguhnya ketika mengungsi dari vietnam
diwaktu lampau.
Melihat dan
mendengar permohonan para pengungsi, Sang Dewi Kwan-Im Putih dengan
penuh welas-asih hingga sekarang masih tetap berusaha keras untuk
melindungi para pengungsi vietnam tersebut. Walaupun banyak dari para
pengungsi vietnam ini yang juga telah menjadi arwah-arwah yang penuh
dengan penderitaan dan kesengsaraan.
Sang Dewi
tanpa hentinya tetap memberikan perlindungan terhadap arwah-arwah
para pengungsi vietnam di pulau galang. Gelombang jeritan penderitaan
dan kesengsaraan dari para arwah pengungsi vietnam ini, ternyata yang
menimbulkan gelombang-gelombang penderitaan yang saya rasakan disaat
memasuki vihara ini.
Sang Dewi
Kwan-Im Putih kemudian meminta bantuan kepada saya agar dapat
menolong arwah-arwah yang telah memiliki karma cukup baik untuk
berinkarnasi kembali. Saya kemudian mengambil 2 buah bunga dan
memohon berkah Bunda Mulia dan Sang Dewi untuk memberikan berkah pada
bunga ini agar dapat menjadi perahu teratai bagi para arwah yang
berjodoh dan memiliki cukup karma baik.
Satu perahu
teratai disiapkan agar dapat mengantarkan arwah-arwah yang ingin
berinkarnasi kembali di vietnam, dan satu perahu teratai disiapkan
bagi arwah-arwah yang ingin terlahirkan di Indonesia. Tampak sinar
putih berkilauan kembali menerangi seluruh tubuh Sang Dewi, kemudian
Sang Dewi dengan kekuatannya mengirim para arwah-arwah memasuki kedua
bunga yang saya siapkan ini.
Sang Dewi
juga memohon agar saya dapat mengadakan upacara Cauw-Tu bagi seluruh
arwah-arwah para pengungsi vietnam tersebut. Saya mengatakan akan
berusaha semaksimal mungkin membantu Sang Dewi Kwan-Im Putih dengan
mengadakan upacara Cauw-Tu bagi para arwah-arwah tersebut pada setiap
tahunnya.
Sang Dewi
Kwan-Im Putih kemudian mengucapkan banyak terima kasih atas segala
bantuan yang kami lakukan. Tampak kembali sinar kegembiraan diwajah
Sang Dewi, dan tubuh sang Dewi kembali bersinar putih kesegala
penjuru. Kemudian kami memohon pamit untuk kembali, karena kami tidak
mempunyai waktu yang banyak untuk kembali ke airport.
Kedua bunga
ini saya lepaskan di dua jembatan yang berbeda disaat pulang kembali
menuju airport, sesuai dengan petunjuk dari Bunda Mulia. Sungguh
suatu perjalanan ziarah yang sulit untuk dilupakan.
Saya begitu
kagum akan welas-asih dari Sang Dewi Kwan-Im Putih di vihara vietnam
pulau galang. Sang Dewi tanpa berhenti berusaha untuk memberikan
segala bantuan kepada para pengungsi vietnam dan para arwah dari
pengungsi vietnam yang masih menderita. Sungguh-sungguh Dewi yang
Welas Asih.
Para umat
yang terlatih, bilamana mempunyai kesempatan mengunjungi pulau
galang, kalian dapat mengunjungi Sang Dewi di vihara bekas pengungsi
vietnam. Walaupun hanya dengan memberikan persembahan 1 pembacaan
mantra "Om Mani Padme Hum", persembahan kalian akan sangat
bermanfaat bagi Sang Dewi untuk membantu para arwah-arwah pengungsi
vietnam. Persembahan doa-doa kalian bagaikan air jernih yang dapat
menghilangkan rasa haus dan memberikan kesejukan dahaga di musim
kemarau.
Ketika pesawat saya lepas
landas dari pulau batam, saya hanya dapat memanjatkan doa: "Sembah
sujud yang sedalamnya kepada Bunda Mulia, Semoga Sang Dewi Kwan-Im
Putih selalu diberi kekuatan dalam membantu para mahluk dari segala
penderita. Om Mani Padme Hum."
— Namo Uci
Yauw Ce Cin Mu Ta Thien Cun —
Tidak ada komentar:
Posting Komentar