Bismilahirrohmannirrohim

Semoga selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat

Kamis, 15 September 2011

Kangen Band


Kangen Band
Minggu, 04 2007 12:00 WIB
6130 Dibaca
Tools Box
Ketika Kick Andy hendak mengangkat topik Kangen Band, muncul reaksi dari beberapa teman. 'Apa hebatnya musik mereka sehingga ditampilkan di Kick Andy?' Rata-rata begitu komentar mereka.
Seorang teman wartawan yang biasa meliput musik, juga merasa terganggu saat saya utarakan Kick Andy akan mengangkat band asal Lampung ini. 'Kualitas musik mereka buruk,' ujarnya. 'Tampang mereka juga amit-amit,' teman lain menambahkan dengan nada melecehkan. 'Nama band mereka juga gak kelas,' yang lain makin memperparah posisi band tersebut.
Saya mendengar nama Kangen Band pertama kali ketika majalah Rollingstone mengadakan Private Party. Di situ vokalis Band Naif, David, secara terbuka mengecam Kangen Band. Termasuk label yang merilis album band tersebut dihujatnya.
Ketika hal tersebut saya tanyakan kepada teman-teman di Rollingstone, mereka mengaku Kangen Band memang dibenci oleh banyak pemusik. Kangen Band dituduh merusak kualitas musik Indonesia. Suatu hari saya membaca artikel tentang Kangen Band di Media Indonesia Minggu. Di situ diungkapkan asal usul band yang mengorbit lewat lagu mereka Aku, Kau, dan Dia itu.
Semua personelnya ternyata berasal dari keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi. Ada yang bapaknya penarik becak atau ibunya penjaja makanan keliling. Sementara mereka sendiri ada yang dulu jualan cendol, kenek angkot, dagang sandal di kaki lima, dan kuli bangunan.
Di balik cercaan bertubi-tubi yang mereka terima, album perdana mereka yang dirilis Warner Music Indonesia -- label dengan jaringan internasional -- mampu menembus angka penjualan yang spektakuler, menembus 300 ribu keping. 'Di tengah kondisi seperti sekarang dan pembajakan yang merajalela, angka itu luar biasa,' ujar Bens Leo, pengamat musik.
Hati saya tergerak untuk mengangkat Kangen Band di Kick Andy setelah membaca artikel di Media Indonesia Minggu tersebut. Sukses mereka kontroversial. Musik mereka dikecam tapi album perdana mereka sukses. Di tengah beredarnya musik rap yang liriknya kasar dan kotor -- yang juga berisi ancaman akan membunuh anggota Kangen Band ini -- Kangen Band ternyata menyabet penghargaan platinum.
Ketika akhirnya topik Kangen Band ini tampil di Kick Andy, reaksi yang muncul di rubrik komentar di website ini macam-macam. Ada yang mendukung tapi tidak kurang penonton yang marah-marah. Mereka yang marah mengatakan tetap sulit menerima sebuah grup musik yang tidak bermutu tampil di Kick Andy. 'Bukankah masih banyak band yang layak?' tulis salah satu pemberi komentar.
Saya sendiri nyaris memutuskan untuk membatalkan penayangan topik Kangen Band ini pada detik-detik terakhir. Bukan karena band ini tidak layak tampil, tapi lebih kepada aspek teknis yang tidak memenuhi standar on air.
Namun, apa yang terjadi? Setelah topik itu tayang, ratingnya luar biasa tinggi. Topik Kangen Band ini bahkan mengalahkan jumlah penonton Kick Andy ketika mengangkat wawancara khusus dengan Habibie, Wiranto, dan Prabowo Subianto. Termasuk mengalahkan rating beberapa topik favorit lainnya. Suka tidak suka itulah faktanya.
Menonton Kick Andy, memang harus dengan hati. Tanpa itu agaknya kita sulit menerima ketika yang diangkat adalah Kangen Band. Bagi yang menonton dengan akal semata, mereka akan kecewa. Sebab yang dipakai sebagai ukuran adalah kualitas musik dan wajah para personil Kangen Band yang dibilang kampungan itu.
Menonton episode Kangen Band dengan hati membuat kita menyadari betapa hidup itu penuh misteri. Hidup juga penuh perjuangan untuk mengapai posisi yang lebih baik. Episode itu juga membuka hati kita bahwa setiap orang punya hak dan kesempatan untuk sukses dalam kehidupan yang singkat ini. Tidak peduli dia anak tukang becak. Tidak peduli dia bekas tukang jual cendol, pedagang sandal atau kuli bangunan.
Karena itu, daripada kita marah, dengki, dan menyebarkan energi negatif, ada baiknya sukses orang kita sambut dengan suka cita. Keberhasilan orang lain kita jadikan pemicu semangat untuk juga bangkit dan mengejar cita-cita. Jika semua berpikir begitu, alangkah indahnya hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar