Kangen
Band
Minggu,
04 2007 12:00 WIB
6130
Dibaca
Tools
Box
Ketika
Kick Andy hendak mengangkat topik Kangen Band, muncul reaksi dari
beberapa teman. 'Apa hebatnya musik mereka sehingga ditampilkan di
Kick Andy?' Rata-rata begitu komentar mereka.
Seorang
teman wartawan yang biasa meliput musik, juga merasa terganggu saat
saya utarakan Kick Andy akan mengangkat band asal Lampung ini.
'Kualitas musik mereka buruk,' ujarnya. 'Tampang mereka juga
amit-amit,' teman lain menambahkan dengan nada melecehkan. 'Nama band
mereka juga gak kelas,' yang lain makin memperparah posisi band
tersebut.
Saya
mendengar nama Kangen Band pertama kali ketika majalah Rollingstone
mengadakan Private Party. Di situ vokalis Band Naif, David, secara
terbuka mengecam Kangen Band. Termasuk label yang merilis album band
tersebut dihujatnya.
Ketika
hal tersebut saya tanyakan kepada teman-teman di Rollingstone, mereka
mengaku Kangen Band memang dibenci oleh banyak pemusik. Kangen Band
dituduh merusak kualitas musik Indonesia. Suatu hari saya membaca
artikel tentang Kangen Band di Media Indonesia Minggu. Di situ
diungkapkan asal usul band yang mengorbit lewat lagu mereka Aku, Kau,
dan Dia itu.
Semua
personelnya ternyata berasal dari keluarga yang kurang beruntung
secara ekonomi. Ada yang bapaknya penarik becak atau ibunya penjaja
makanan keliling. Sementara mereka sendiri ada yang dulu jualan
cendol, kenek angkot, dagang sandal di kaki lima, dan kuli bangunan.
Di
balik cercaan bertubi-tubi yang mereka terima, album perdana mereka
yang dirilis Warner Music Indonesia -- label dengan jaringan
internasional -- mampu menembus angka penjualan yang spektakuler,
menembus 300 ribu keping. 'Di tengah kondisi seperti sekarang dan
pembajakan yang merajalela, angka itu luar biasa,' ujar Bens Leo,
pengamat musik.
Hati
saya tergerak untuk mengangkat Kangen Band di Kick Andy setelah
membaca artikel di Media Indonesia Minggu tersebut. Sukses mereka
kontroversial. Musik mereka dikecam tapi album perdana mereka sukses.
Di tengah beredarnya musik rap yang liriknya kasar dan kotor -- yang
juga berisi ancaman akan membunuh anggota Kangen Band ini -- Kangen
Band ternyata menyabet penghargaan platinum.
Ketika
akhirnya topik Kangen Band ini tampil di Kick Andy, reaksi yang
muncul di rubrik komentar di website ini macam-macam. Ada yang
mendukung tapi tidak kurang penonton yang marah-marah. Mereka yang
marah mengatakan tetap sulit menerima sebuah grup musik yang tidak
bermutu tampil di Kick Andy. 'Bukankah masih banyak band yang layak?'
tulis salah satu pemberi komentar.
Saya
sendiri nyaris memutuskan untuk membatalkan penayangan topik Kangen
Band ini pada detik-detik terakhir. Bukan karena band ini tidak layak
tampil, tapi lebih kepada aspek teknis yang tidak memenuhi standar on
air.
Namun,
apa yang terjadi? Setelah topik itu tayang, ratingnya luar biasa
tinggi. Topik Kangen Band ini bahkan mengalahkan jumlah penonton Kick
Andy ketika mengangkat wawancara khusus dengan Habibie, Wiranto, dan
Prabowo Subianto. Termasuk mengalahkan rating beberapa topik favorit
lainnya. Suka tidak suka itulah faktanya.
Menonton
Kick Andy, memang harus dengan hati. Tanpa itu agaknya kita sulit
menerima ketika yang diangkat adalah Kangen Band. Bagi yang menonton
dengan akal semata, mereka akan kecewa. Sebab yang dipakai sebagai
ukuran adalah kualitas musik dan wajah para personil Kangen Band yang
dibilang kampungan itu.
Menonton
episode Kangen Band dengan hati membuat kita menyadari betapa hidup
itu penuh misteri. Hidup juga penuh perjuangan untuk mengapai posisi
yang lebih baik. Episode itu juga membuka hati kita bahwa setiap
orang punya hak dan kesempatan untuk sukses dalam kehidupan yang
singkat ini. Tidak peduli dia anak tukang becak. Tidak peduli dia
bekas tukang jual cendol, pedagang sandal atau kuli bangunan.
Karena
itu, daripada kita marah, dengki, dan menyebarkan energi negatif, ada
baiknya sukses orang kita sambut dengan suka cita. Keberhasilan orang
lain kita jadikan pemicu semangat untuk juga bangkit dan mengejar
cita-cita. Jika semua berpikir begitu, alangkah indahnya hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar